Kamis, 24 Maret 2011

Pulo Cemeti dan Keindahannya

Keindahan Pulo Cemeti

Berwisata ke Tamansari memang sangat menyenangkan, kita bisa melihat taman air yang begitu indah. Ornamen yang beiu eksotis mampu  memanjakan  mata kita akan sejarah. Namun sayang sekali jika kita tidak mampir untuk mengunjungi Pulo Cemeti. Sebagai orang awam mungkin ketika pertama kali kita mendengar nama Pulo Cemeti mungkin kita akan menyimpulakan sebuah pulau kecil yang bernama Cemeti.  

Namun kenyataannya tidak demikian. Disana tedapat gedung eksotis bernama Gedhong Kenongo atau pesanggrahan Pulau cemeti. Pulo cemeti adalah sebuah bangunan peninggalan budaya yang terletak di belakang bekas pasar Ngasem.  Bangunan ini sangat kokoh sekali dan tinggi, tidak hiran banyak sekali wisatawan yang datan ke tempat ini menghabiskan waktu berjam-jamhanya untuk melihat keindahan kota Yogyakarta dan menyaksikan matahari terbit dan terbenam serta kemegahan Kraton Yogyakarta.  Tempat ini dulunya digunakan sebagai tempat raja dan tamu negara beristirahat. Bangunan ini dibangun oleh Sri Sultan HB I setelah perjanjian Giyanti , bangunan ini juga berfungsi sebagai benteng pertahanan untuk mengintai musuh. Hal ini dimungkinkan karena serangan musuh bisa datang kapan saja. Dari atas gedung kita bisa melihat sebagian hamparan kota Jogja begitu sangat jelas. Material bangunan ini juga sama dengan banguna lain disekitar Keraton yaitu dengan campuran batu bata merah, tanah dan pasir untuk membuat dinding bangunan ini. Tembok ini juga sangat tebal, hal ini difungsikan sebagai penahan konstruksi bangunan juga untuk menahan serangan musuh. Bangunan ini konon di buat dengan bentuk leter H. Namun karena berkembangnya jaman gedung ini tampak  berdiri memanjang saja. Pada bagian depan dan belakang gedung terdapat dua pintu gerbang yang mempunyai ornamen khas yaitu dengan gambar relief sulur pohon dan burung. Ornamen ini menyimbolkan peresmian pembuatannya yaitu pada tahun 1765 Masehi.  Gedung ini sangat unik karena memiliki arsitektur yang bagus, yaitu perpaduan antara arsitektur gaya Eropa dan Jawa. Gedhung Kenongo ini konon dulunya memiliki dua lantai yang berfungsi sebagai pementasan gamelan dan jamuan pada lantai satunya, sedangakan pada lantai kedua digunakan untuk istirahat Sultan. Tempat ini duluunya masih aktif digunakan sampai Sultan HB III. Tempat ini di bangun satu paket dengan Tamansari.  Jadi berwisisata ke Jogja merupakan sebuah wisata yang sangat atraktiv sekali karena menawaran begitu banyak objek wisata yang bermuatan budaya, seni,, religius, pendidikan dan banyak sebagainya yang memiliki nilai positif.

Selasa, 22 Maret 2011

Eksotisme Kraton Ratu Boko

Situs Cagar Budaya Kraton  Ratu Boko

Berkunjung ke Jogja belumlah lengkap kalo belum wisata  mengunjungi yang satu ini, wisata yang  bersifat rekreatif dan edukatif.  Yaa… kompleks cagar budaya Ratu Boko. Petilasan kraton Ratu Boko ini merupakan sebuah cagar budaya yang berada di atas perbukitan yang berada sekitar 3 km kearah selatan dari Candi Prambanan.  Tepatanya berada di desa Bokoharjo, Pramabanan, Sleman Ypgyakarta. Disini wisatawan dapat melihat keindahan alam yang begitu masyur dana tertata apik. Dari sini juga dapat terlihat candi Prambanan  dan candi Sewu yang begitu klasik di latar belakangi gunung merapi  yang begitu agung. Dari sini pula kita dapat menyaksikan barisan perbukitan yang panoramanya begitu elok yang dihiasi dengan beberapa bangunan candi seperti Candi Banyunibo, Candi Barong, Candi Ijo.
Di kompleks cagar ini terdapat beberapa bangunan inti seperti Gapura utama, candi, kolam batur, Goa, pagar serta petilasan alun-alun. Nama lain Candi Ratu Boko ini adalah Abhaya Giri wihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya, Giri berarti bukit, dan wihara berarti rumah. Jadi dapat disimpulkan dengan arti rumah para biksu agama budha yang berada diatas bukit yang tidak bahaya.
Sebutan Kraton untuk Candi ini oleh masayarakat local untuk situs ini dimungkinkan pada dahulunya situs ini merupakan pemukiman dan pusat pemerintahan pada masa itu.
Situs ratu boko ini di bangun oleh Rakai Panangkaran pada tahun 792 Masehi pada masa dinasti syailendra. Bagi yang suka dunia potografi , situs ini menjadi sebuah objek yang tepat untuk mengambil gambar bercita rasa seni yang tinggi. Disini pula juga telah disediakan berbagai macam fasilitas penunjanag untuk membangkitkan pariwisata agar wisatawan merasa nyaman seperti adanya Tourist informasi center, Show room, kamar mandi, toilet, lokasi camping, pos keamanan, tempat parkir, serta gardu pandang. Aksesibelitas menuju situs ini juga sangatlah mudah karena jalan sudah beraspal dan terdapat penunjuk jalan. Jadi jika anda berkunjung ke jogja sempatkanlah untuk mampir ke sini.

Senin, 21 Maret 2011

Cave Goa Selarong

Selarong Cave is located at Kembang Putihan Village, Pajangan District, Bantul Regency. It is a historical cave with scenic natural view, cool air and historical traces at the karst hills. The historical value of Selarong Cave is that this cave once used by Diponegoro as a base during his guerilla against the Dutch. The war is known as the Java War which lasted for five years since 1825 – 1830. From Selarong Cave, Diponegoro planned his guerilla strategy and troops launched a sporadic attack to the Dutch army.

B. Description Object
Selarong Cave is located at Kembang Putihan Village, Guwosari, Pajangan District, Bantul Regency. It is about 13 kilometers south of Yogyakarta City or 5 kilometers north of Bantul City. The entrance ticket to Selarong Cave is very affordable. Only need Rp 2.000 per person with some additional money for the parking fee and insurance Then, we are welcomed to enjoy the various objects at Selarong Cave for free.
As we enter the gate to Selarong complex, we will be welcomed by Diponegoro statue. He is in his white robe and turban, riding on his horse looking as if leading his troops with his hand pointing forward, toward the enemy stockade. Before moving forward, it is suggested that we look at the map placed near Diponegoro statue. There are several choices of tourism objects in the map. After that, we can continued the tour into the cave. Along the passage there are sellers, mostly of old age, offering fruits which are Selarong special natural products such as sapodilla, wongai plum, guava, longan, mangosteen, banana, rambutan, and more.
After the historical remains, we can move on to the cave complex by tracing the same passage. It is said that when the rain falls, people can see waterfall flowing from the hilltop across the stairways to the cave. To get to the cave complex you must ascend a series of steps. Permanent stairways have been built to make it easier for visitors to climb and walk through the steep and difficult passage to the cave mouth. In every 10 steps there is a space large enough to take a rest while enjoying the beautiful panorama. There are also frangipani and some other trees growing on both sides of the stairways which shade the passage.
Arriving at the cave, we will see a yard. Never expect seeing a cave with a long, dark and musty trail. Selarong Cave looks more like a chamber for resting. There are two caves at the back of the yard. The one on the left side is known as Kakung Cave. The word kakung in Javanese language means male chief or respected man. It can be inferred then that this cave used to be the chamber or resting place of Diponegoro. The one on the right side, meanwhile, is called Putri Cave which signifies that this cave was inhabited by Raden Ayu Ratnaningsih, Diponegoro’s wife. The word putri in Javanese language means lady or respected woman.
Both Kakung and Putri Caves are located on the lower part of a big lime mountain, which makes it as if two holes were made deliberatily on the mountain for settlement. It was in this cave that Diponegoro planned his strategy with his followers to attack the Dutch. While quartered in Selarong Cave, Diponegoro and his troops were attacked three times by the Dutch on July 25, October 3 and 4, 1825.
Next, we can continues th adventure to the top of the karst hill. There are a series of steps on the left of Putri Cave. They are all in good condition. While ascending the steps, enjoy the scenery around. At the hill top there is an edifice functions as a view tower. From here, we can enjoy the great view and the mountain breeze while taking a rest.



C.Facilties
  • Mosque
  • Playing ground
  • Parking area
  • Souvenir shop
  • vendors
  • Rest area
  • Toilet
  • Camping ground
  • Outbond area
  • Motorcross circuit

D. Acces
Access to transportation to reach the location of attractions Cave Selarong fairly easy. However, you should use a personal vehicle because of public transportation directly to the Cave Selarong currently not so much. This may be because the location is in the region Cave Selarong  mountains despite having a very good asphalt road conditions.
If you are coming from out of town, you can rent motorcycles or cars are widely available in the city of Yogyakarta. Selarong Cave is approximately 13 kilometers south of Yogyakarta.
Meanwhile, if taken from the City of Bantul, the distance to the Cave Selarong is about 5 kilometers to the north.
If You start the trip from downtown Yogyakarta (for example, from the intersection of Post Office / Malioboro / Tugu Station Gondomanan or intersection), there are several routes that you can travel to reach the Cave Selarong attractions. Benchmark of a number of these routes is the South Ring Road (Ring Road South), which is located not so far from the center of Yogyakarta. If you depart from Terminal Giwangan, your journey will be easier because these terminals are located on the shores of South Ring Road. From the South Ring Road, you can choose several routes that go directly to the location of Cave Selarong.
The first route is from the South Ring Road to the intersection Dongkelan (Jalan Bantul), select the direction to the south as far as approximately 1-2 miles until arriving at the entrance region Kasongan craft, then proceed to the west with a distance of about 3-4 kilometers reached the intersection Guwosari / Display.
The second route, from the South Ring Road to the intersection Madukismo and headed straight towards the west with a distance and the same goal with the first route. After arriving at the intersection Guwosari / Display, you can directly go to the location of Cave Selarong by taking a branch to the south. The distance between the intersection Guwosari / Displays the location Selarong Cave can be reached with less than 20 minutes away.